Pandawa kembali ke Astina setelah berkelana, Negara Astina gempar mengingat yang mereka ketahui adalah para Pandawa telah meninggal dalam tragedi Bale Sigala gala. Negara Astina sendiri sudah mengangkat pangeran Duryodona menjadi putra mahkota.
Kehadiran Pandawa dan Yudhistira sang putra mahkota yang sebelumnya dianggap telah meninggal membuat negara Astina terpecah, dimana sebagian menginginkan gelar putra mahkota pangeran duryodona kembali dicabut dan mengembalikan gelar putra mahkota kepada Yudistira.
Duryodona sendiri tidak mau menyerahkan gelar putra mahkota yang sudah dimilikinya, menurutnya penobatan dirinya sebagai putra mahkota kerajaan Astina sudah sesuai dengan aturan dan tidak bisa dicabut kembali.
Pertemuan yang diadakan selalu menemui jalan buntu, kedua belah pihak tetap dengan keputusannya. Tetapi sebagian besar petinggi berpihak kepada Yudhistira, diantaranya adalah resi Bisma, dan Yamawidura.
Patih sengkuni yang melihat posisi Duryudana mulai terdesak karena sebagian besar petinggi Astina memihak Pangerang Yudhistira, hanya sengkuni dan raja Destarasta yang memihak Duryudana.
Tetapi bukan Sengkuni jika tidak memilki rencana licik untuk menyingkirkan Pandawa dan menjadikan keponakan nya Pangeran Duryodana tetap sebagai putra mahkota kerajaan Astina.
Setelah selesai pertemuan dan masih belum memberikan keputusan, Sengkuni membuat siasat, Sengkuni bersama Duryudana menghadap raja Destarasta, Sengkuni menawarkan opsi agar raja Destarasta membagi kerajaan Astina menjadi dua bagian, dan memberikan alas wanamarta kepada Yudhistira, dan Astina menjadi bagian Duryudana.
Alas wanamarta sendiri adalah hutan belantara yang termasuk bagian dari Astina, walau luasnya setengah dari kerajaan Astina sendiri, alas wanamarta tidak berpenghuni, dan termasuk hutan angker tempat berkumpulnya jin, dedemit dan makhluk halus lainnya.
Tentu saja Raja Destarasta meragukan rencana Sengkuni, toh walau wanamarta adalah setengah dari kerajaan Astina, wanaarta hanya hutan belantara. Dengan begitu belum tentu pihak Yudhistira dan Pandawa mau menerima opsi dari Sengkuni tersebut.
Duryudana sendiri sebenarnya tidak mau membagi kerajaan Astina untuk pihak Pandawa sedikitpun. Tetapi melihat dukungan terhadap Yudhistira yang semakin besar dari rakyat dan petinggi Astina membuatnya mau tidak mau mengikuti rencana sang paman Sengkuni.
Destarasta merasa rencana Sengkuni sulit untuk dilakukan mengingat dukungan terhadap Yudhistira untuk tetap menjadi putra mahkota sangat tinggi, selain itu ada resi Bisma, Yamawidura dan juga para pandawa pastinya akan merasa keberatan dengan pembagian kerajaan seperti itu yang terlihat tidak adil.
Destarasta juga beranggapan bahwa bukan hanya tempat atau tanah saja yang harus sama, dalam membagi keraan banyak hal lain yang juga harus dibagi rata. Seperti rakyat dan juga kekayaan kerajaan.
Bukan Sengkuni namanya jika tidak bisa melakuka sesuatu yang mustahil dilakukan. Sengkuni sendiri memahami keraguan Destarasta terhadap rencananya, tetapi dia juga sudah menyusun strategi agar rencananya berhasil. Sengkuni hanya meminta Destarasta untuk membujuk Yudhistira memilih wanamarta sebagai bagiannya, urusan lainnya Sengkuni sudah menyiapkan siasat liciknya.
Sengkuni meminta agar Destarasta sebagai raja memanggil Yudhistira seorang dan berbicara empat mata tanpa didampingi Pandawa lainnya atau oleh Bisma. Sengkuni beranggapan faktor terpenting dari rencannya adalah Pandawa mau menerima opsi pembagian wilayah seperti rencananya. Tentu saja keputusan Pandawa ada pada Yudhistira, tetapi selama ada Pandawa lain terutama Arjuna dan Bima itu sulit dilakukan.
Oleh karena itu dengan berbicara empat mata Destarasta bisa meminta Yudhistira secara pribadi, dan Sengkuni yakin Yudhistira tidak akan menolak permintaan raja Destarasta yang juga paman yang dia hormati.
Sengkuni meminta Destarasta menyuruh agar Yudhistira mau memilih alas wanamarta sebagai kerajaannya, sedangkan masalah yang lainnya seperti pembagian harta kerajaan dan rakyat tetap akan dilakukan lewat pertemuan dengan para petinggi Astina dan dari pihak Pandawa maupun Kurawa.
Pandawa sendiri merasa ada yang tidak beres dan meminta Yudhistira untuk tidak menemui Raja, kalaupun harus kesana setidaknya ditemani oleh Pandawa atau salah satu dari mereka. Tetapi Yudhistira tetap pergi sendiri mengingat yang memintanya adalah sang Raja.
Rencana Sengkuni berhasil Yudhistira menerima tawaran dari sang paman untuk memilih hutan wanamarta sebagai bagiannya. Ketika diadakan pertemuan selanjutnya Pandawa bahkan resi Bisma tidak bisa berbuat banyak mengingat Yudhistira sebagai putra mahkota dari pihak Pandawa sudah memiliki keputusan sendiri.
Pada akhirnya Pandawa menerima hutan wanamarta dengan lapang dada, mereka pergi kesana dengan beberapa abdi dalem yang mau pergi kesana, rakyat sendiri tidak dibagi rata, mereka bebas memilih untuk tetap berada di kerajaan Astina atau mengikuti Pandawa dan menetap di wanamarta.
Pada awalnya hanya sebagian kecil rakyat yang mengikuti Pandawa mengingat rakyat sendiri takut dengan keangkeran alas wanamarta yang terkenal sebagai hutan yang dipenuhi mahluk halus, dedemit dan sebagainya.
Tetapi sejalan dengan waktu Pandawa bisa membangun kerajaan sendiri yang tidak kalah megahnya dengan Astina, Pandawa sendiri menamakan kerajaan yang mereka bangun kerajaan Amarta. Rakyat Astina berbondong-bondong pindah ke Amarta mengingat Amarta dipimpin oleh Pandawa yang terkenal adil dan jujur.
Komentar
Posting Komentar