Seperti biasa saya akan membagikan tips saya dalam berinvestasi dengan Saham, dari pemula untuk pemula, hanya sekedar berbagi pengalaman dan opini dan menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua.
Sebagai investor ritel yang modal pas-pasan, tidak berpengalaman dan berwawasan, tips dari saya hanya sekedarnya, mungkin banyak salahnya. Tetapi mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi pembaca semua. Intinya hanya sekedar berbagi opini.
Setelah beberapa bulan berinvestasi saham, banyak juga saham yang saya beli dan nyangkut diharga atas, walau sudah berusaha menghindari kerugian apalah daya investor ritel minim pengalaman seperti saya mudah terperangkap oleh rayuan atau gombalan spekulan, pada akhirnya saya hanya bisa gigit jari.
Sampai saat ini saya berusaha untuk tidak jual rugi saham yang saya pegang, walau terkedang ada dorongan untuk menjualnya apalagi kalau melihat kerugian yang didapat semakin besar, akibat dari harga saham yang dipegang terus menurun.
Tetapi saya terus menahan nya, tujuannya adalah untuk mengetahui sampai dimana penurunan harga saham yang saya pegang, bagi saya jual rugi buka hanya merugikan kita tetapi juga orang lain yang memegang saham tersebut.
Dengan aksi jual rugi harga saham akan semakin jatuh, dan pada akhirnya tentu saja berakhir dengan dikoleksi oleh spekulan untuk dikumpulkan, setelah terkumpul banyak harga saham akan dinaikan lagi dan dijual kembali kepada investor ritel pemula yang lain atau bahkan investor lama yang terjebak kembali dengan permainan para spekulan saham.
Membuat acuan harga saham adalah salah satu cara saya menghindari permainan spekulan dengan pompon sahamnya atau gorengannnya. Apalagi setelah mencari informasi pompom dan goreng saham menjadi trend dalam pasar modal bukan hanya di Indonesia tetapi juga di pasar modal negara lain.
Bisa dibilang tidak ada aturan baku yang melarangnya, toh goreng saham dan pompom saham adalah kegiatan cari untung para spekulan lewat mekanisme pasar yang normal lewat cara yang tidak normal.
Untuk menghindarinya pemodal harus bisa membedakan mana saham yang sedang dipermainkan dan mana saham dengan harga yang normal. Disinilah acuan harga saham diperlukan, untuk melihat apakah harga saham adalah harga yang normal atau harga yang mahal karena sudah dimanipulasi.
Dalam membuat acuan harga saham kita bisa melihat harga saham sebelumnya, grafik harga saham beberapa bulan kebelakang, beberapa tahun dan juga harga awal saat saham diperdagangkan.
Perkiraan dari analisis harga terkadang kurang tepat, tetapi sejalan dengan waktu dan pengalaman kita bisa memperkirakan harga saham yang tepat untuk masuk dan keluar (menjual).
Dengan bagitu kita bisa menganalisa dimana harga saham yang pas buat membeli dan juga untuk menjual. Saya sendiri tidak melakukan analisa yang mendalam dalam menentukan harga saham untuk dijadikan acuan dalam membeli saham.
Melihat harga saham sebelumnya khususnya satu sampai dua tahun kebelakang dimana harga normal sebuah saham, dengan melihat itu kita bisa menentukan harga saham atau batas harga atas untuk kita membeli saham, sehingga kita tidak terjebak diharga yang mahal.
Dengan membuat daftar acuan harga saham saya bisa menghindari saham yang sudah berada diharga atas. Biasanya walau banyak analis yang merekomendasikan, sinyal positif banyak bertebaran yang bisa bikin harga saham melambung, saya tidak akan membelinya jika harga sudah berada diatas harga saham yang saya tentukan untuk membelinya.
Membuat acuan hanya menjadi pelengkap agar kita bisa membeli diharga murah dan bisa menjual ketika naik, yang terpenting adalah fundamental perusahaan yang sahamnya kita beli. Sehingga ketika harga tidak mempu bergerak dengan cepat setidaknya kita bisa menyimpan saham untuk jangka panjang dan mendapatkan peningkatan harga dikemudian, juga deviden yang dibagikan.
Sehingga sebelum membuat acuan harga saham, alangkah baiknya kita mencari informasi tentang perusahaan tersebut, kinerja keuangan, sektor usaha yang dijalankan, kinareja masa lalu, pembagian dividen dan lainnya.
Setelah mengetahui bahwa fundamental perusahaan bagus dan saham tersebut layak dikoleksi, maka kita tinggal membuat acuan harga untuk membeli saham.
Sekali lagi acuan harga saham hanya menjadi salah satu cara untuk meminimalisir kerugian untuk investor ritel, yang terpenting adalah saham yang kita pilih adalah saham dari perusahaan berkualitas khususnya segi fundamental nya. Sehingga walau nyangkut kita masih berharap perkembangan jangka panjang.
Komentar
Posting Komentar