Senin 16 Agustus IHSG ditutup memerah, padahal kebanyakan analis sebelumnya memperkirakan bahwa IHSG akan menguat setelah sepekan sebelumnya IHSG ditutup memerah.
Sayangnya awal pekan ini IHSG ternyata masih mengalami penurunan, cukup mengecewakan mengingat banyak saham yang saya pegang terus menurun. Yang menarik di awal pekan ini bukan IHSG yang memerah, tetapi saham sektor properti yang mulai bangkit setelah setahun lebih mengalami pelemahan.
Ini dipicu oleh laporan keuangan beberapa perusahaan properti yang mulai mengalami kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya, dan tentu saja ada aksi dari sang ustadz kondang UY alias ust Yusuf Mansur yang memborong salah satu saham properti senilai 30 miliar.
Aksi UY yang mendongkrak harga saham bukan perkara baru, sebelumya UY sempat membuat harga BRIS melambung berkali-kali lipat setelah itu UY berpaling ke saham MNC Bank yang juga mengalami peningkatan harga cukup tinggi.
Dan dikala harga saham MNC Bank menurun bahkan dalam lima hari kebelang cukup besar, tiga hari diantaranya mengalami ARB tiba-tiba UY mengkonfirmasi bahwa belia membeli saham properti yang sebelumnya nagkring di harga gocap.
Setelah itu tentu saja harga sahamnya terus meningkat bahkan baru satu hari saja harga sudah berada di harga 67, yang jelas UY bakalan dapat untung besar karena dia membeli diharga 50, dan menurut saya beberapa Minggu kemudian pasti akan meningkat beberapa kali lipat.
Balik lagi ke pembahasan saham properti yang mulai bangkit, menurut saya naik nya harga saham sektor properti masih disebabkan oleh sentimen positif yang muncul awal pekan ini, Maslah benar atau hanya aksi pompon saham dan sejenisnya hanya waktu yang bisa membuktikan.
Jika tertarik untuk masuk saran saya sesuaikan dengan modal yang ada. Jangan terlalu banyak, pandemi belum berakhir, ekonomi masih belum pasti. Sektor properti masih menunggu pandemi berakhir untuk bangkit, jangan sampai kita investor ritel menjadi korban aksi pompon saham.
Dibalik keuntungan yang besar ada resiko besar juga, kumpulkan info yang benar dan jangan salah harga dalam membeli saham sehingga tidak terjebak dalam permainan spekulan.
Intinya saham properti adalah saham yang menjanjikan mengingat harga saham properti tergerus oleh pandemi selama setahun lebih ini. Tetapi resiko yang ada juga besar, setahun ini perusahaan properti banyak yang mengalami kerugian. Kita harus bisa memilih mana saham properti yang kinerja keuangannya masih baik dan mana saham properti yang buruk keuangannya. Salah memilih saham hanya akan menghanguskan modal.
Komentar
Posting Komentar