Alkisah hidup dua orang bersaudara, sang kaka bernama Bambang Sumantri dan sang adik bernama Bambang Sukrasana. Mereka adalah putra dari Begawan Suwandagni yang berasal dari Pertapaan Adisekar. Bambang Sumantri memiliki paras yang tampan dan berbadan kekar layaknya seorang pendekar sakti mandraguna, sedangkan sang adik Bambang Sukrasana kebalikannya dia berwajah seperti raksasa dan bertubuh cebol, walau begitu Sukrasana diberikan kelebihan lain yaitu kecerdasan, rendah hati dan pekerja keras.
Mereka tinggal di padepokan milik kakeknya, untuk menimba ilmu. Mereka saling menyayangi, selalu berdua kemanapun mereka pergi.
Sumantri Mengabdi
Pada suatu malam Sumantri menghadap sang kakek untuk memohon diri agar bisa pergi mencari pekerjaan dan pengalaman diluar padepokan, sang kakek menyarankan Sumantri untuk pergi ke negara Maespati dan mengabdi pada Arjuna Sasrabahu.
Setelah menghadap sang kakek, Bambang Sumantri tidak bisa tidur. Dalam benaknya sedang berkecamuk pikiran apakah harus mengajak sang adik atau tidak. Bambang Sumantri sangat menyayanginya, selain itu selama ini mereka selalu berdua kemanapun pergi.
Tetapi tatap saja ada rasa malu di hati Bambang Sumantri, dia tidak mau rupa sang adik yang buruk rupa dan cebol mempengaruhi reputasinya sebagai kesatria gagah berani. Dan pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi sendiri ke Maespati.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai, sumantri sendiri diterima oleh raja Arjuna Sasrabahu, tetapi dengan satu syarat, asalkan Bambang Sumantri mampu memenangkan sayembara yang diadakan oleh Negara Magada.
Sayembara tersebut sendiri untuk memperebutkan Dewi Citrawati, Bambang Sumantri mengikuti sayembara dan ada seribu raja dan kesatria lain yang juga mengikuti sayembara tersebut.
Dengan kesaktiannya Bambang Sumantri berhasil memenangkan sayembara tersebut, bahkan bukan hanya Dewi Citrawati yang didapat, seluruh raja yang ikut juga tunduk dan bersedia menjadi bawahannya.
Setelah memenangkan sayembara Bambang Sumantri pergi ke Maespati membawa Dewi Setyawati bersama seribu selir dan seribu raja yang mengiringinya, ditengah perjalanan muncul keraguan dalam dirinya haruskah dia menyerahkan Dewi Citrawati kepada Arjuna Sasrabahu.
Bambang Sumantri merasa dia lebih berhak atas apa yang dia dapatkan dari sayembara yang dia menangkan, setelah sampai Negara Mahespati, Bambang Sumantri menantang Arjuna Sasrabahu. Tantangannya diterima oleh Arjuna Sasrabahu dengan senang hatiku.
Terjadilah pertarungan yang seru dan dahsyat. Ketika Sumantri terdesak dia mengeluarkan ajian pamungkasnya Cakrabaskara untuk menyerang Sasrabahu.
Cakrabaskara menyala, gemuruh suaranya membelah angkasa dan mengejutkan hati Harjuna Sasrabahu. Karena terkejut hatinya, Harjuna Sasrabahu kemudian ber-triwikrama atau mengubah dirinya menjadi raksasa bermuka seribu.
Sumantri berhasil diringkus dan diinjak di bawah telapak kakinya. Sambil menangis, Sumantri meminta ampun atas kelancangan dan kesalahannya.
Harjuna Sasrabahu mau menerima maafnya tetapi dengan syarat Sumantri harus memindahkan taman Sriwedari dari Swargaloka ke Maespati. Sumantri sendiri menyanggupinya.
Bambang Sumantri menjadi bingung jangankan memindahkan Taman Sriwedari, tempat dimana itu beradapun dia tidak tahu, tetapi itu menjadi satu-satunya cara agar dia bisa menjadi tentara Negara Maespati.
Dalam kesedihannya munculah Sukrasana yang baru sampai menyusul sangkakak, melihat sangkakak bersedih Sukrasana menanyakan apa yang menyebabkan kakaknya bersedih.
Setelah mengetahui maslahnya, Sukrasana bersedia membantu dengab syarat Sukrasana diijinkan mengikuti Sumantri kemanapun ia akan pergi. Sumantri menyetujuinya.
Dengan kesaktiannya, Sukrasana berhasil memutar taman Sriwedari dan dipindahkan ke negeri Maespati. Atas jasanya itu, Sumantri berterima kasih kepada adiknya tetapi dengan pesan agar Sukrasana bersembunyi dan tidak menemuinya di tempat umum.
Pada suatu hari Citrawati bersama pengiringnya di kala sedang bersukaria di taman Sriwedari. Tiba-tiba mereka lari ketakutan karena melihat raksasa kerdil berada di taman. Citrawati kemudian mengadukannya kepada Harjuna Sasrabahu. Sumantri yang telah bergelar Patih Suwanda segera datang memeriksa taman. Ternyata raksasa itu adalah Sukrasana dan Sumantri mengancam agar Sukrasana pergi dengan senjata Cakrabaskara. Namun sial, senjata Sumantri lepas dari tangannya dan tewaslah Sukrasana.
Komentar
Posting Komentar