Denger kata Petrodollar yang terlintas dipikiran adalah negara-negara Timur Tengah yang kaya raya, pangeran dan sultan yang uangnya tidak berseri, punya mobil keren sampai piaraan yang anti mainstream.
Negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, UEA memang identik dengan sebutan Negara Petrodollar. Sebutan ini mengacu pada Istilah Petrodollar dimana perdagangan minyak yang mewajibkan menggunakan mata uang Dollar dalam pembeliannya.
Istilah Petrodollar
Istilah Petrodollar populer pada awal tahun 1970an, pada tahun 1973 pemerintah Amerika melakukan negoisasi dengan Arab Saudi sebagai eksportir minyak terbesar dunia pada saat itu untuk menggunakan mata uang Dollar Amerika sebagai alat transaksi jual beli minyak Arab Saudi dengan negara lain.
Sebagai imbalannya Amerika menjanjikan melindungi keamanan bagi Arab Saudi, mengingat pada dekade tersebut banyak terjadi gejolak dan peperangan antar Negara kawasan Timur Tengah.
Pada tahun 1974 Petrodollar berlaku di Arab Saudi, dan pada tahun 1975 negara yang tergabung dalam OPEC juga menerapkan kebijakan Petrodollar dalam transaksinya.
Dampak Petrodollar
Setelah berlakunya perjanjian Amerika dan OPEC + Arab Saudi, Dollar Amerika kembali menguat setelah sebelumnya melemah akibat kebijajakan melapas nilai acuan dari nilai emas.
Negara Timur Tengah menjadi negara kaya diakibatkan surplus dollar, dan negara pengimpor minyak terpaksa membeli dollar untuk membeli minyak.
Masa Depan Petrodollar
Kejayaan Petrodollar mulai pudar saat ini, harga emas hitam atau minyak terus mengalami gejolak harga, bahkan saat ini harga minyak terus mengalami penurunan.
Kebijakan Petrodollar banyak ditentang, kebijakan yang hanya menggunakan dollar Amerika dalam jual beli minyak hanya menguntungkan Amerika dan pengekspor saja.
Cadangan minyak ditemukan hampir di semua belahan dunia, dibawah laut, dibawah Padang ES, dan tentu saja digurun pasir. Tetapi untuk ekploitasinya memiliki perbedaan biaya.
Pada awal perkembangannya, kilang minyak dipadang pasir memiliki kelebihan, dimana biaya pengeboran jauh lebih murah dan efisien. Dengan begitu negara Timur Tengah punya kelebihan dalam harga, sehingga mereka bisa memonopoli harga Minyak.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, biaya mahal dalam industri kilang minyak bawah laut atau ditempat bersalju bisa ditekan. Untuk saat ini Rusia, China, dan banyak negara lain bahkan Amerika terus mengalami perkembangan dalam produksi minyaknya.
Negara-negara importir atau eksportir minyak yang tak terimbas perjanjian Petrodollar seperti Brazil, Russia, India dan China pun mulai merundingkan transaksi minyak dengan menggunakan mata uang lain seperti Euro (Petroeuro), Reminbi, atau bahkan mata uang mereka sendiri.
Banyak pengamat mengatakan saat ini adalah akhir dari era Petrodollar.
Komentar
Posting Komentar